Solusi Menemukan Problematika Nilai Morale Dan Hukum Forex


Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang, salawat dan salam pada Junjungan Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan izin dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah mata kuliah Umum Ilmu Sosial dan dasar budaya yang berjudul 8220Probelmatika Nilai, morale dan hokum Dalam Masyarakat dan negara8221 Berbagai bantuan baik MORIL maupun materil Telah penulis terima dari berbagai pihak Dalam Penulisan makalah ini, Maka Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa Terima kasih Yang sebesar-besarnya ATAS Segala dukungan, bimbingan dan bantuan yang sangat berarti Selama Penulisan makalah ini hingga dapat diselesaikan. Izinkanlah penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada: 1. Bpk Zulasri selaku Dosen Pembina mata kuliah Umum Ilmu Sosial dan dasar budaya yang Telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan, dorongan, motivasi Serta petunjuk yang sangat berharga bagi penulis Dalam menyelesaikan makalah ini 2. Rekan-rekan Mahasisiwai UNP yang Telah berbagi pendapat, referensi Dalam hal ini. Akhir kata, penulis memohon maaf jika ada yang Penulisan salah Karena penulis Adalah manusia yang Masih Belajar. Kata Pengantar. 2 Bab I Pendahuluan. 4 Latar Belakang. 5 Rumusan Masalah. 13 Bab II Pembahasan Problematika Nilai, morale, hokum Dalam Masyarakat dan negara82308230823082308230823082308230823082308230823082308230823082308230823082308230823082308230. 15 Bab III Penutup A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia Selalu berkaitan dengan Nilai. Manusia memberikan Nilai kepada sesuatu. Nilai ITU ada atau riil Dalam kehidupan manusia. erat morale kaitannya dengan akhlak yang mengandung makna tata tertib yang Datang dari hati Nurani manusia. Morale merupakan bagian Dari Nilai. Hukum merupakan Suatu norma. Norma hukum merupakan aturan-aturan yang bersal dari Negara dan sifatnya memaksa. Tujuan bernegara Indonesia Adalah terpenuhinya Keadilan bagi seluruh Rakyat Indonesia. Hal ini dapat diketahui Dalam pembukasu UUD 1945 maupun Pancasila. Bedasarkan Pancasila sila kedua Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, Maka Adil Yang dimaksud Adalah perlakuan Adil kepada Warga Negara Tanpa Pandang bulu. Manusia pada hakikatnya sama Harkat dan martabatnya termasuk Pula manusia sebagai Warga Negara, Karena itu hendaknya penyelenggara Negara menjamin perlakuan yang Adil terhadap Warga negaranya. Hal ini tercermin Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 bahwa Segala Warga Negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan ITU dengan Tidak ada kecualinya. Sila Kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengandung makna Adil Dalam pemenuhan kebutuhan Hidup Masyarakat. Hasil Pembangunan Dan kekayaan Bangsa hendaknya dinikmati Secara Adil dan menyeluruh Oleh seluruh lapisan Masyarakat. Pembangunan Dan kekayaan Alam Tidak boleh dinikmati segelintir orang, sebab Hal tersebut dapat menimbulkan kesenjangan, perasaan iri dan kemiskinan. Sesuai dengan sila Kelima tersebut maka kedilan yang Harus terwujud Dalam kehidupan Bangsa Adalah: distributif Keadilan, yaitu hubungan yang Adil Antara negara dengan negaranya. Kedilan ini Dalam bentuk kesejahteraan, subsidi, Serta kesempatan Hidup bersama berdasarkan hak dan kewajiban. Keadilan legale (bertaat), yaitu hubungan yang Adil Antara Negara dengan Warga negaranya. komutatif Kedilan, yaitu hubungan yang Adil dan sama antar Warga Negara Secara timbal balik. Visualizzati di recente dari kenyataan yang ada, Indonesia sebagai negara hukum memang Sudah terwujud terbukti dengan Telah adanya Undang-Undang yang mengatur kehidupan bernegara. Tetapi pada penerapannya didalam kehidupan bernegara ITU sendiri Belum terlaksana dengan Baik. Terbukti dengan banyaknya pelanggaran-pelanggaran hukum yang dilakukan Oleh segelintir orang Namun hukum baginya Tidak berjalan dengan semestinya. Hukum pada Saat ini Lebih memihak kepada mereka yang memiliki kedudukan. B. Perumusan Masalah Dengan memperhatikan Latar belakang tersebut, agar Dalam Penulisan ini penulis mendapatkan Hasil yang diinginkan, Maka penulis mengemukakan beberapa perumusan masalah. Rumusan masalah ITU Adalah: Apakah yang dimaksud dengan Nilai, morale dan Hukum Bagaimanakah penerapan Nilai, morale dan Hukum di Indonesia Apakah Solusi yang tepat untuk permasalahan Nilai, morale dan Hukum di Indonesia C. Tujuan Tujuan dari Penulisan makalah ini Antara rimasto: Untuk memenuhi tugas mata kuliah ISBD. Untuk menambah pengetahuan tentang Nilai, morale dan Hukum. Untuk mengetahui berbagai permasalahan tentang Nilai, morale dan Hukum. Problematika Nilai, morale dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara A. Nilai Dalam kehidupan sehari-hari manusia Selalu berkaitan dengan Nilai. Beberapa pendapat tentang nilai dapat diuraikan sebagai berikut: Menurut Bambang Daroeso, Nilai Adalah Suatu kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu, Yang menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang. Menurut Parsi Darmo Diharjo, Nilai Adalah kualitas atau keadaan yang bermanfaat bagi manusia baik Lahir maupun Batin. Sesuatu dianggap bernilai apabila sesuatu ITU memiliki sifat sebagai berikut: Menyenangkan. Menguntungkan. Berguna. Memuaskan. Menarik. Keyakinan. Ada dua pendapat mengenai Nilai. Pendapat yang Pertama menyatakan bahwa Nila ITU subjektif, sedangkan pendapat kedua mengatakan bahwa nilai ITU subjektif. Menurut Idealisme aliran, Nilai ITU objektisme, Ada pada setiap sesuatu. Pendapat rimasto menyatakan bahwa nilai Sutu objek terletak pada subjek yang menilainya. Misalnya menjadi aria sangat berharga daripada EMAS bagi seseorang yang kehausan dipadang Pasir. Nilai menjadikan manusia terdorong untuk melakukan tindakan agar dapat harapannya terwujud Dalam kehidupannya. Jenis Nilai menurut Prof. Drs. Notonegoro, S. H Ada Tiga, yaitu: Nilai materil, yakni sesuatu Yang berguna Bagi sesama manusia. Nilai vitale, yakni sesuatu Yang berguna bagi manusia untuk melaksanakan kegiatan. Nilai kerohanian, dibedakan Empat menjadi, yaitu: Nilai kebenaran, bersumber pada Akal pikiran manusia. Nilai Estetika, bersumber pada rasa manusia. Nilai kebaikan bersumber pada kehendaknurani manusia. Nilai religius yang bersifat Mutlak dan bersumber pada keyakinan manusia. B. morale morale berasal dari italiano costumi latini yang berarti ADAT kebiasaan. Dalam Bahasa Indonesia morale berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin yang menjadi pembimbing tingkah laku batin Dalam hidup. Istilah morale dapat dipersamakan dengan Etika, akhlak, kesusilaan dan Budi pekerti. Dalam hubungannya dengan Nilai, Adalah bagian morale dari Nilai, Nilai yaitu morale. Nilai morale berkaitan dengan perilaku manusia tentang hal Baik-buruk. C. Hukum hukum merupakan bagian Norma dari, yaitu norma hukum. Norma hukum Adalah peraturan yang Timbul dari hukum yang berlaku. Norma hukum Perlu ada untuk mengatur kepentingan manusia Dalam Masyarakat agar memperoleh kehidupan yang tertib. Norma hukum tertuang Dalam perundang-Undangan. Norma hukum dibutuhkan Karena dua Hal: Karena bentuk sanksi dari Norma Agama, kesusilaan dan kesopanan Belum cukup memuaskan dan efektif untuk melindungi keteraturan dan ketertiban Masyarakat. Masih perilaku Banyak lain yang Belum di atur Dalam Norma Agama, kesusilaan dan kesopanan, misalnya perilaku dijalan Raya. Norma hukum berasal dari Norma Agama, kesusilaanan amp kesopanan. Isi ketiga norma tersebut Bisa diangkat sebagai Norma hukum. Fungsi hukum yaitu: Sebagai alat pengukur tertib hubungan Masyarakat. Sebagai sarana untuk mewujudkan Sosial Keadilan. Sebagai penggerak Pembangunan. Fungsi KRITIS hukum. Hukum bertujuan untuk menjamu kepastian hukum Dalam Masyarakat, memberikan faedah Bagi Warga Negara dan dan menciptakan Keadilan ketertiban Bagi Warga Negara. Norma terbagi ATAS Empat, yaitu: 1. Norma Agama. Sanksi yang diberikan Tidak Secara langsung, TAPI hukuman dari Sang pencipta pada hari Akhir nanti. 2. Norma Kesusilaan. Sanksinya berupa tekanan batin cantato pelaku. 3. Norma Kesopanan. Sanksinya yaitu dapat dikucilkan Oleh Masyarakat. 4. Norma Hukum. Hukuman berupa kurungan. Hakikat Nilai morale Dalam Kehidupan Manusia Nilai dan morale Sebagai Materi Pendidikan Terdapat beberapa bidang filsafat yang ada hubungannya dengan cara manusia mencari hakikat sesuatu, Satu di antaranya Adalah aksiologi (filsafat nilai) Yang mempunyai Dua kajian Utama yakni estetika dan etika. Keduanya Berbeda Karena estetika berhubungan dengan keindahan sedangkan etika berhubungan dengan Baik dan Salah, Namun Karena manusia Selalu berhubungan dengan masalah keindahan, Baik, dan Buruk bahkan dengan persoalan-persoalan LAYAK atau tidaknya sesuatu, Maka pembahasan etika dan estetika Jauh melangkah ke Depan meningkatkan kemampuannya untuk mengkaji persoalan Nilai dan tersebut morale sebagaimana mestinya. Menurut Bartens ada Tiga Jenis makna Etika, yaitu: Kata etika Bisa dipakai Dalam arti Nilai Nilai-dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau Suatu Kelompok Dalam mengatur tingkah lakunya. Etika berarti Juga Kumpulan ASAS atau nilai morale (Kode Etik). Etika mempunyai arti ilmu tentang yang baik dan yang Buruk (filsafat morale). Dalam Pendidikan bidang, ketiga pengertian di ATAS menjadi Materi bahasannya, Oleh Karena itu Bukan Hanya nilai individu morale yang dikaji, tetapi Juga membahas Kode-Kode Etik yang menjadi patokan individu Dalam kehidupan sosisalnya, Yang tentu Saja Karena manusia Adalah makhluk sosial. Nilai morale di Antara Pandangan Objektif dan Subjektif Manusia Nilai erat hubungannya dengan manusia, Dalam Hal etika maupun Estetika. Manusia sebagai makhluk yang akan bernilai memaknai nilai Dalam Dua konteks, Pertama akan memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif, apabila dia memandang nilai ITU ada meskipun Tanpa ada yang menilainya. Kedua, memandang Nilai sebagai sesuatu yang subjektif, artinya Nilai sangat tergantung pada subjek yang menilainya. Dua kategori Nilai ITU subjektif atau objektif: Pertama, apakah objek ITU memiliki nilai Karena Kita mendambakannya, atau Kita mendambakannya Karena objek ITU memiliki Nilai Kedua, apakah Hasrat, kenikmatan, perhatian Yang memberikan Nilai pada objek, atau Kita mengalami preferensi Karena kenyataan bahwa objek tersebut memiliki Nilai mendahului dan Asing bagi reaksi psikologis Badan organis kita (Frondizi 2001, HLM. 19-24). Nilai di Antara Kualitas Primer dan Kualitas sekunder Kualitas fondo yaitu kualitas dasar yang tanpanya objek Tidak dapat menjadi Ada, sama seperi kebutuhan fondo yang Harus ada sebagai condizioni Costi Hidup manusia, sedangkan kualitas sekunder merupakan kualitas yang dapat ditangkap Oleh pancaindera seperti Warna, rasa, bau, Dan sebagainya, Jadi kualitas sekunder seperti halnya kualitas sampingan yang memberikan nilai Lebih terhadap sesuatu yang dijadikan objek di visitatori kualitasnya. Perbedaan antara kedua kualitas ini Adalah pada keniscayaannya, kualitas fondo Harus ada dan tidak Bisa ditawar Lagi, sedangkan kualitas sekunder bagian eksistesi objek tetapi kehadirannya tergantung subjek penilai. Nilai Bukan kualitas fondo maupun sekunder sebab nilai Tidak menambah atau memberi eksistensi objek. Nilai Bukan Sebuah keniscayaan Bagi esensi objek. Nilai Bukan Benda atau Unsur Benda, sifat melainkan, kualitas, Yang dimiliki objek tertentu yang dikatakan 8220baik8221. Nilai Milik semua objek, Nilai tidaklah independen yakni Tidak memiliki kesubstantifan. Metode Menemukan dan Hierarki Nilai Dalam Pendidikan Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia menghubungkan sesuatu dengan sesuatu di Più, Yang selanjutnya diambil Sebuah keputusan, Nilai memiliki polaritas dan hierarki, yaitu: menampilkan Nilai Diri Dalam Aspek positif dan Aspek negatif yang sesuai (polaritas) seperti Baik dan Buruk, keindahan dan kejelekan. Nilai tersusun Secara hierarkis, yaitu hierarki urutan pentingnya. Ada beberapa klasifikasi nilai yaitu klasifikasi nilai yang didasarkan ATAS pengakuan, objek yang dipermasalahkan, keuntungan yang diperoleh, tujuan yang dicapai Akan, hubungan Antara pengembangan Nilai dengan keuntungan, dan hubungan Yang dihasilkan nilai ITU sendiri dengan Hal lain yang Lebih Baik. Sedangkan Max Scheller berpendapat bahwa hierarki terdiri dari, Nilai kenikmatan, kehidupan, latihan, dan Nilai kerohanian. Dan Masih banyak Lagi klasifikasi lainnya Dari para Pakar, Namun adapula pembagian hierarki di Indonesia (khususnya pada masa dekade Penataran P4), yakni, dasar Nilai, Nilai strumentale, Dan Yang terakhir Nilai praksis. Problematika Pembinaan Nilai morale Beberapa pengaruh nilai Dalam kehidupan sehari - hari: Pengaruh Kehidupan Keluarga Dalam Pembinaan Nilai morale Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai morale Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai morale Individu Pengaruh media Komunikasi Terhadap Perkembangan Nilai morale Pengaruh Otak atau Berpikir Terhadap Perkembangan Nilai morale Pengaruh Informasi Terhadap Perkembangan Nilai morale Manusia Dan Hukum Hukum Dalam Masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa Kita Tidak mungkin menggambarkan hidupnya manusia Tanpa atau di Luar Masyarakat. Maka manusia, Masyarakat, dan hukum merupakan pengertian yang Tidak Bisa dipisahkan. Untuk mencapai ketertiban Dalam Masyarakat, diperlukan adanya kepastian Dalam pergaulan antar-manusia Dalam Masyarakat. Kepastian ini Bukan saja agar kehidupan Masyarakat menjadi teratur akan tetapi Akan mempertegas Lembaga-Lembaga hukum mana yang melaksanakannya. Hukum yang baik Adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang Hidup (la legge vivente) Dalam Masyarakat, Yang tentunya sesuai Pula atau merupakan pencerminan Dari Nilai-nilai yang berlaku Dalam Masyarakat tersebut. Manusia Dan hukum Adalah dua le entità, Yang Tidak Bisa dipisahkan. Bahkan Dalam ilmu hukum, terdapat adagium Yang Yang terkenal berbunyi: 8220Ubi societas ibi jus8221 (di mana Ada Masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa Dalam setiap pembentukan Suatu Bangunan struktur Sosial yang Bernama Masyarakat, Maka Selalu akan dibutuhkan Bahan yang bersifat sebagai 8220semen perekat8221 atas berbagai komponen pembentuk dari itu Masyarakat, dan yang berfungsi sebagai 8220semen perekat8221 tersebut Adalah hukum. Untuk keteraturan mewujudkan, Maka Mula Mula-manusia membentuk Suatu struktur tatanan (Organisasi) di Antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan Sosial (ordine sociale) yang Bernama: Masyarakat. Guna membangun Dan mempertahankan tatanan Sosial Masyarakat yang teratur ini, Maka manusia membutuhkan Pranata pengatur yang terdiri Dari dua hal: aturan (hukum) Dan si pengatur (kekuasaan).Hubungan Hukum Dan morale Hukum Tidak akan berarti Tanpa dijiwai moralitas, hukum akan Kosong Tanpa moralitas . Oleh Karena itu kualitas hukum Harus Selalu diukur dengan norma morale dan perundang-Undangan yang immorale Harus diganti. Meskipun hubungan hukum dan begitu morale erat, Namun hukum dan tetap morale Berbeda, sebab Dalam kenyataannya mungkin ada yang hukum bertentangan dengan atau morale ada undang-undang yang immorale, Yang berarti terdapat ketidakcocokan Antara hukum dengan morale. Kualitas hukum terletak pada Bobot morale yang menjiwainya. Tanpa moralitas hukum Tampak Kosong dan hampa (Dahlan Thaib, H.6). Namun demikian perbedaan Antara hukum dan sangat morale jelas. Perbedaan Antara hukum dan menurut morale K. Berten: 1. Hukum Lebih dikodifikasikan daripada moralitas, artinya dibukukan Secara sistematis Dalam kitab perundang-Undangan. Oleh Karena itu Norma hukum Lebih memiliki kepastian dan objektif dibanding dengan norma morale. Sedangkan norma Lebih morale subjektif dan akibatnya Lebih banyak 8216diganggu8217 Oleh diskusi Yang Yang mencari kejelasan tentang yang Harus dianggap IVU dan tidak ETIS. 2. Meski morale dan hukum mengatur tingkah laku manusia, Namun hukum membatasi diri sebatas lahiriah Saja, sedangkan morale menyangkut Juga sikap batin seseorang. 3. Sanksi yang berkaitan dengan hukum Berbeda dengan sanksi yang berkaitan dengan moralitas. Hukum untuk sebagian dapat Besar dipaksakan, pelanggar akan terkena hukuman. Tapi norma ETIS Tidak Bisa dipaksakan, sebab paksaan Hanya menyentuh bagian Luar, sedangkan perbuatan ETIS justru berasal Dari Dalam. Satu-satunya sanksi dibidang moralitas Hanya hati yang Tidak tenang. 4. Hukum didasarkan atas kehendak Masyarakat dan akirnya ATAS kehendak Negara. Meskipun hukum Tidak langsung berasal dari Negara seperti hukum ADAT, Namun hukum ITU Harus di akui Oleh negarasupaya berlaku sebagai hukum. Dengan cara demokratis atau dengan cara lainmasyarakat dapat mengubah hukum, TAPI Masyarakat Tidak dapat mengubah atau membatalkan Suatu norma morale. Morale menilai hukum dan tidak sebaliknya. Sedangkan Gunawan Setiardja membedakan hukum dan morale: 1. Visualizzati di recente Dari dasarnya, hukum memiliki dasar yuridis, konsesus dan uhkum Alam sedangkan morale Alam hukum berdasarkan. 2. Visualizzati di recente dari otonominya hukum bersifat eteronomia (Datang dari luar diri manusia), sedangkan bersifat morale otonom (Datang dari diri sendiri). 3. Visualizzati di recente dari pelaksanaanya hukum Secara lahiriah dapat dipaksakan, 4. Visualizzati di recente dari sanksinya hukum bersifat yuridis. morale berbentuk sanksi kodrati, batiniah, menyesal, Malu terhadap Diri sendiri. 5. Visualizzati di recente dari tujuannya, hukum mengatur kehidupan manusia Dalam kehidupan bernegara, sedangkan morale mengatur kehidupan manusia sebagai manusia. 6. Visualizzati di recente dari waktu dan Tempat, hukum tergantung pada waktu dan Tempat, sedangkan morale Secara objektif Tidak tergantung pada Tempat dan waktu (1990,119). 1. Pelanggaran Etik Kebutuhan Norma akan Etik di Oleh manusia diwujudkan dengan membuat serangkaian Norma Etik untuk Suatu kegiatan atau profesi. Kode Etik profesi berisi ketentuan-ketentuan normatif Etik yang seharusnya dilakukan Oleh Anggota profesi. Kode Etik profesi dibutuhkan untuk menjaga martabat Serta kehormatan profesi dan disisi lain melindungi Masyarakat dari Segala bentuk penyimpangan maupun penyalahgunaan keahlian. Meskipun Telah memiliki Kode Etik, Masih terjadi pelanggaran terhadap profesi. Contohnya: Dokter melanggar Kode Etik Kedokteran. Pelanggaran terhadap Kode Etik Tidak diberikan sanksi lahiriah ataupun yang bersifat memaksa. Pelanggaran Etik biasanya mendapat sanksi Etik berupa rasa menyesal, bersalah dan malu. Bila seorang profesi melanggar Kode Etik profesinya ia akan mendapatkan sanksi Etik dari Lembaga profesi, seperti teguran, dicabut keanggotaannya atau Tidak diperbolehkan Lagi menjalani profesi tersebut.2. Pelanggaran Hukum Problema hukum Yang Yang berlaku dewasa ini Adalah Masih rendahnya kesadaran hukum Masyarakat. Akibatnya banyak tarjadi pelanggaran hukum. Bahkan, pada Hal-hal yang kecil sesungguhnya Tidak Perlu terjadi. Misalnya, Secara sengaja Tidak membawa SIM dengan sengaja dengan Alasan Hanya untuk sementara waktu. Pelanggaran hukum Dalam arti Negara sempit berarti pelanggaran terhadap perundang-Undangan. Sanksi ATAS pelanggaran hukum Adalah sanksi pidana dari Negara yang bersifat lahiriah dan memaksa Masyarakat Secara resmi (Negara) berhak memberi sanksi bagi Warga Negara yang melanggar hukum. dicermati Bila, ada yang beberapa Hal menyebabkan lemahnya penegakan hukum, Antara lain: Kesadaran pengetahuan hukum yang lemah. Kesadaran pengetahuan hukum yang lemah, dapat berefek pada pengambilan Jalan pintas Dalam menyelesaikan persoalan Masing-Masing. Masyarakat yang Tidak mengerti Akan hukum, berpotensi Dalam besar melakukan pelanggaran terhadap hukum. Ketaatan terhadap hukum. Dalam kehidupan sehari-hari Tidak jarang budaya egoisme dari individu Muncul. Ada Saja orang yang melanggar hukum dengan bangga ia menceritakan perbuatannya kepada orang Lain. Perilaku aparatur hukum. Perilaku aparatur hukum baik dengan sengaja ataupun Tidak Juga Telah mempengaruhi Dalam penegakan hukum. Misalnya Aparat kepolisian yang Dalam menagani Suatu Kasus dugaan tindak pidana, Tidak jarang Dalam kenyataannya Juga langsung memvonis seseorang Telah bersalah Faktor aparatur hukum Permasalahan hukum di dindonesia dapat diminimalisasi melalui prose Pendidikan yang diberikan kepada Masyarakat, diharapkan Wawasan pemikiran mereka gioco di parole Semakin meningkat sehingga mempunyai kemampuan untuk memikirkan banyak alternatif Dalam Usaha memecahkan masalah hukum dan tidak melakukan pelanggaran hukum. Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang, salawat dan salam pada Junjungan Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan izin dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah mata kuliah Umum Ilmu Sosial dan dasar budaya yang berjudul 8220Problematika peradaban bagi kehidupan Manusia8221 Berbagai bantuan baik MORIL maupun materil Telah penulis terima dari berbagai pihak Dalam Penulisan makalah ini, Maka Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa Terima kasih Yang sebesar-besarnya ATAS Segala dukungan, bimbingan dan bantuan yang sangat berarti Selama Penulisan makalah ini hingga dapat diselesaikan. Izinkanlah penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada: 1. Bpk Zulasri selaku Dosen Pembina mata kuliah Umum Ilmu Sosial dan dasar budaya yang Telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan, dorongan, motivasi Serta petunjuk yang sangat berharga bagi penulis Dalam menyelesaikan makalah ini 2. Rekan-rekan Mahasisiwai UNP yang Telah berbagi pendapat, referensi Dalam hal ini. Akhir kata, penulis memohon maaf jika ada yang Penulisan salah Karena penulis Adalah manusia yang Masih Belajar. Kata Pengantar. 2 Bab I Pendahuluan. 4 Latar Belakang. 5 Rumusan Masalah. 5 Bab II Pembahasan Kemajuan media Komunikasi Bagi Adab dan Peradaban Manusia 8230823082308230823082308230. 5 Kemajuan IPTEK Bagi Adab dan Peradaban Manusia823082308230823082308230823082308230823082308230. 6 Pertumbuhan dan Perkembangan Demografi Terhadap Adab dan Peradaban Manusia. 7 Bab III Penutup Daftar Pustaka. 15 Bab ho PENDAHULUAN a. Latar Belakang Peradaban Adalah Sebuah istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian atau Unsur kebudayaan yang dianggap Halus, indah dan maju. Konsep kebudayaan Adalah perkembagan kebudayaan yang Telah mencapai Tingkat tertentu yang tercermin Dalam Tingkat intelektual, keindahan, Teknologi, Yang spirituale terlihat pada masyarakatnya. Kebudayaan bersifat Dinamis. Oleh sebab ITU ia dapat mengalami perubahan atau pergeseran. Faktor Utama Dalam perubahan ini Adalah adanya globalisasi. Globalisasi Adalah Suatu fenomena khusus Dalam peradaban manusia yang bergerak Terus Dalam Masyarakat dan merupakan bagian dari prose manusia ITU globale globale. Kehadiran teknologi Informasi dan Teknologi komunikasi mempercepat akselerasi prose globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh Aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai Tantangan dan permasalahan baruyang Harus dijawab, dipecahkan Dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai Sebuah prose ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi sehingga ia mampu mengubah Dunia Secara mendasar. Problematika peradaban di Indonesia yang Timbul akibat globalisasi diantaranya dapat Visualizzati di recente Dalam bidang bahasa, Kesenian, Juga Yang terpenting - kehidupan Sosial. Akibat perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur Dalam Kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa transkultural seperti ITU mau mau Tidak akan berpengaruh terhadap keberadaan Kesenian Kita. Padahal Kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan Nasional yang Perlu dijaga kelestariannya. Dengan Teknologi Informasi yang Semakin Canggih seperti Saat ini, Kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan Informasi yang Lebih beragam, Yang mungkin Lebih menarik jika dibandingkan dengan Kesenian tradisional Kita. Dengan televisi, Masyarakat Bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai Belahan Bumi. Hal ini menyebabkan terpinggirkannya Kesenian Asli Indonesia. Problematika peradaban yang penting lainnya Adalah adanya kemungkinan punahnya Suatu italiano di Daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya Telah 8220terkontaminasi8221 Oleh pengaruh globalisasi. Contoh kasusnya ialah seperti yang terjadi di Sumatera Barat. Di Daerah ini SERING kali kita temukan percampuran italiano (codice di miscelazione) Yang biasanya dituturkan Oleh Anak Muda di Sumater Barat, seperti pencampuran Bahasa Betawi dan Minang Dalam percakapan sehari-hari (kama lu. GAK tau gua fare, dan lain-lain). Hal ini Jelas mengancam eksistensi italiano di Suatu Daerah. b. Rumusan Masalah Mengamati dan mengkritisi dinamika peradaban globale Serta problematikanya pada kehidupan manusia Mengetahui permasalahan Evolusi peradaban manusia yang menghasilkan masalah yang fatale dan Bisa mengatasinya Bab II PEMBAHASAN I. Kemajuan media Komunikasi Bagi Adab dan Peradaban Manusia Muncul dan mezzi berkembangnya Baru Dalam dunia komunikasi membawa dampak Besar Bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Para Ahli gioco di parole mengemukakan berbagai teori yang dapat mengakomodasi dan menjelaskan dampak yang terjadi akibat perkembangan mezzi Baru tersebut. Teori Usi e gratificazione Telah mencoba menjelaskan penggunaan mezzi Elektronik Bagi komunikasi interpersonale. Sejumlah studi yang sama dicoba untuk diterapkan pada Skala Organisasi, di mana Jaringan komputer digunakan sebagai Jaringan komunikasi Elektronik, Yang kemudian disebut sebagai computer comunicazione mediata. Dalam studi ini disertakan pula alat-alat Baik yang berhubungan langsung maupun Tidak berhubungan Secara langsung dengan Komputer. Sebuah Hal terpenting yang diperhatikan di Sini Adalah konsep kehadiran (presenza), di mana sesuatu yang maya dirasakan seolah sebagai objek yang benarnyata adanya. Sedangkan presenza sociale di Sini diartikan sebagai pengalaman yang dirasakan Oleh seseorang melalui isyarat atau tanda-Tanda yang ada pada mezzi berbagai komunikasi. Email dikatakan memiliki Tingkat 8220presensi8221 yang rendah, Karena Hanya digunakan untuk bertukat Informasi searah, il feedback dari penerima email Tidak langsung diberikan Saat ITU Juga atau Sering ditunda. Sedangkan videoconferenze dikatakan memiliki Tingkat presensi Sosial yang Tinggi, Karena prose komunikasi berlangsung Dua Arah, dan kedua komunikator mampu merasakan kehadiran komunikator di Più dengan Melihat Mimik Wajah, gesto. notasi Suara, DSB. Dampak media Komputer Selama ini, internet Telah penyebaran mengubah perhatian Masyarakat terhadap pengaruh mezzi Baru. Salah satunya mengubah persepsi Masyarakat tentang di media-media Baru. Lahirlah beberapa studi yang meneliti mengenai dampak penggunaan Baru multimediali ini, hingga pada akhirnya disimpulkan beberapa dampak yang dibawa Oleh Kemajuan Teknologi komunikasi. o Perilaku Antisosial (comportamento antisociale) Perkembangan komunikasi bermediakan komputer berjalan seiring dengan tumbuh suburnya Nilai-nilai menyimpang yang dihasilkan Oleh tangan-tangan Tidak bertanggung Jawab. ini Sejauh, para ilmuwan menyimpulkan bahwa kekerasan giochi Pada di komputer memiliki pengaruh yang sama dengan kuatnya tayangan kekerasan di televisi. Bahkan studi tertentu mengatakan bahwa videogiochi mempunyai kemampuan Lebih kuat untuk mempengaruhi Anak-Anak jika dibandingkan dengan tayangan TV atau tindakan kekerasan yang sebenarnya disaksikan Oleh Anak-Anak. ITU Selain, Pornografi Yang marak di internet Juga ikut meracuni otak Anak-Anak. Pelakunya dengan sengaja memberi collegamento Dari situs-situs yang biasanya dikunjungi Oleh Anak-Anak ke situs-situs yang tak seharusnya pantas dikunjungi Anak-Anak dibawah Umur. Sedangkan pada orang dewasa, Pornografi Tidak menunjukkan Hasil penyimpangan yang signifikan seperti pada Anak-Anak apabila Visualizzati di recente dari sisi agresivitas dan perilakunya. o Kecemasan Berlebih Terhadap Komputer (Computer Ansia) Hal ini biasa disebut sebagai cyberphobia atau computerphobia. yakni rasa Takut, CEMAS, khawatir pada saat menggunakan Komputer. Biasanya ditunjukkan dengan gejala-gejala Mual, Pusing, dan keringat dingin pada saat menggunakan Komputer. Si pengguna biasanya MERASA Takut untuk menggunakan komputer atau Canggih alat-alat rimasto Karena Takut Salah menekan tombol, Takut terjadi Hal-hal yang Tidak dinginkan jika salah mengoperasikan Suatu ALT, DSB. Hal ini Sering terjadi pada orang-orang yang umumnya Tidak memiliki Bekal pengetahuan yang cukup tentang alat tertentu, atau pada orang-orang yang kemampuan perhitungannya kurang Baik. Orang-orang semacam ini akan menggunakan komputer dengan porsi sesedikit mungkin. Murid yang jarang memakai komputer di kelas atau Pekerja yang menghindari pekerjaan yang berhubungan dengan komputer mungkin merupakan tanda-Tanda Dari computerphobia. Berbeda halnya dengan computerphobia, internet auto-efficacia Adalah mereka yang Sudah MERASA mantap menggunakan teknologi yang ada dan Lebih banyak berinteraksi dengan komputer Dalam penyelsaian pekerjaannya. o Ketagihan (Addicted) media komputer memiliki kualitas interaksi yang mampu merespon TIAP gerak penggunanya. Kadang kala, komputer mampu mewujudkan APA yang menjadi Harapan penggunanya, Namun kadang Tidak, hasilnya gioco di parole bervariasi pada TIAP pengguna. Kemampuan ini yang akhirnya menuntut kita untuk 8220datang lagi8221 dan merasakan hal yang Berbeda - prinsip ketagihan Yang sama seperti pada Judi. Yang menjadi Bahan diskusi di Antara para orang Tua Adalah Anak-Anak mereka yang kecanduan untuk Terus bermain di Depan Layar komputer Tanpa Henti. Brenner Dalam bukunya mengatakan bahwa utente internet pesante menunjukkan gejala-gejala yang mengarah pada ketagihan, Antara rimasto kecanduan dan menarik diri dari Lingkungan Sosial. Hal yang sama Juga terjadi pada orang dewasa. Bahkan yang Lebih Parah, mereka merelakan sejumlah uang yang keluar untuk bermain gioco di komputer atau di internet. Mereka rela menghabiskan uang untuk gioco d'azzardo, campionato fantasia sport, Dan permainan lainnya virtuale. Menurut seorang psikolog, Sherry Turkle, kekuatan komputer Bukan Datang Dari hal-hal di luarnyaeksternal layaknya pada obat-obatan, TAPI dari apa yang ada pada orang-orang yang menggunakan, dari apa Yang mereka pelajari tentang ketergila-gilaan mereka pada Komputer. Suatu hal yang menarik Adalah kemampuan komputer untuk mendorong memprovokasi pencerminan diri penggunanya Serta memperluas pikiran ke Dalam dunia maya Yang seakan-Akan sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Dalam hal ini, kebiasaan pengguna komputer disamakan dengan kemampuan mereka untuk mengontrol dunia di Dalam komputer, mereka merasakan hubungan yang sangat erat dan keterkaitan dengan Komputer. Orang-orang ini Juga ingin mengekspresikan diri mereka melalui komputer dan menciptakan gaya sesuai dengan kepribadian Masing-Masing. Tumbuh kembang internet di Dunia di dukung Oleh beberapa Faktor, Hal Pertama Adalah Karena Karena internet menyediakan layanan yang familiare dan bersifat penggunanya memudahkan. Selain itu, pertimbangan waktu Yang digunakan untuk mencari Informasi lewat internet dari berbagai Belahan Bumi Lebih efisien daripada jika kita mencari Informasi lewat mezzi cetak mezzi atau lainnya. Lewat internet kita Bisa mencari dati Dalam berbagai bentuk, Mulai Dari sekedar tulisan, il video sampai Klip yang bergerak. Bagaimanapun, perkembangan media informasi memiliki dua sisi yang mutlak ada, yakni segi positif dan negatif. Di atas, para psikolog menguraikan dampak-dampak negatif yang diusung oleh media baru. Di sisi lain, media baru membuka mata negara-negara berkembang untuk memandang ekonomi global dari sebuah alat bernama komputer. Internet juga memiliki peran dalam bidang ekonomi, hal ini terlihat dari adanya e-commerce atau e-business . Internet berperan sebagai infrastruktur yang membantu transaksi perdagangan dari penjual pada pembeli. Internet juga bisa disebut sebagai pasar belanja terbesar dengan jaringan informasi dan komunikasi terluas. II. Kemajuan IPTEK Bagi Adab dan Peradaban Manusia Dari zaman ke zaman, perubahan yang terjadi di dunia ini amatlah sangat pesat, apalagi dari segi Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Bila kita ingat zaman dahulu, banyak para ilmuwan menemukan berbagai hasil percobaannya, dan kemudian diluncurkan lalu dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, seperti adanya ilmu fisika, ilmu matematika, ilmu kimia, ilmu biologi, juga ilmu sosial. Semua ilmu itupun masih diterapkan hingga saat ini oleh kita semua. Tak dapat kita bayangkan apabila para ilmuwan tidak menemukan berbagai penemuan luar biasa untuk peradaban manusia, kita bahkan mungkin tak dapat untuk bertahan hidup, karena kita akui bahwa kita sangatlah butuh akan keberadaan ilmu pengetahuan dunia untuk menjalankan kehidupan di dunia fana ini. Namun, di balik semua itu kita patut, wajib, dan haruslah untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena keagungan-Nya lah ilmu pengetahuan itu dapat kita rasakan dan manfaatkan selama kita hidup. Setelah itu, kita patut untuk menjaga dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan tersebut sampai saat nanti untuk masa depan dan peradaban manusia. IPTEK di satu sisi sungguh sangat membantu kita selaku manusia dalam mengerjakan berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari, seperti: 1. Mengetik laporan kerja dengan komputer 2. Menelepon orang lain dengan handphone 3. Mendengarkan musik dengan mp3 player 4. Mengetahui berita dengan televisi 7. Mendinginkan ruangan dengan ac 8. Dan masih banyak lagi contohnya Bahkan saat ini telah diciptakan robot menyerupai manusia yang bertujuan untuk menggantikan manusia dalam mengerjakan tugas sehari-sehari. Kita jadi sangat tertolong dengan adanya teknologi yang kian lama kian maju. Namun, di sisi lainnya, kita jadi dimanjakan oleh teknologi. Manusia jadi malas, bahkan sangat tergantung oleh teknologi yang membantu mengerjakan pekerjaan sehari-hari kita selaku manusia. Jadinya, manusia tidak ada usaha sekuat tenaga untuk mengerjakan pekerjaannya dengan tangan sendiri. Padahal sungguh bangganya kita bila suatu pekerjaan dapat dilakukan dan diusahakan sendiri. Kemajuan IPTEK menunjukkan kemampuan intelektual (intelligence) manusia juga berkembang. Jadi teknologi selalu membutuhkan manusia supaya dapat diciptakan untuk peradaban manusia. Tetapi manusia tidak sepenuhnya selalu membutuhkan adanya teknologi untuk kehidupannya, karena manusia memiliki intelektual, sedangkan teknologi tidak memiliki intelektual. Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana. Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast amp Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia. Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya teknologi. Artinya, bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia. Seseorang menggunakan teknologi, karena menusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih mudah, lebih aman, dan lebih-lebih yang lain. Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan pendapat pakar teknologi 8220dunia8221 terhadap pengembangan teknologi. Menurut B. J. Habiebie (1983: 14) ada delapan wahana transformasi yang menjadi prioritas pengembangan teknologi, terutama teknologi industri, yaitu. ( 1) pesawat terbang, (2) maritim dan perkapalan, (3) alat transportasi, (4) elektronika dan komunikasi, (5) energi, (6) rekayasa. (7) alat-alat dan mesin-mesin pertanian, dan (8) pertahanan dan keamanan. Pada satu sisi, perkembangan dunia iptek yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan. Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Namun, pada sisi lain, pesatnya kemajuan iptek ternyata juga cukup banyak membawa pengaruh negatif. Semakin kuatnya gejala 8220dehumanisasi8221, tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan dewasa ini, merupakan salah satu oleh-oleh yang dibawa kemajuan iptek tersebut. Bahkan, sampai tataran tertentu, dampak negatif dari peradaban yang tinggi itu dapat melahirkan kecenderungan pengingkaran manusia sebagai homo-religousus atau makhluk teomorfis. Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagian dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Perbudakan dan penjajahan di North America, Asia dan Afrika hanya memungkinkan melalui dukungan iptek. Perkembangan iptek di Eropa Barat membuahkan revolusi industri yang menindas kelas pekerja dan yang melahirkan komunisme. Produksi weapons of mass destruction, baik kimia, biologi ataupun nuklir tentu saja tidak bisa dipisahkan dari iptek belum lagi menyebut kerusakan ekosistem alam akibat dari kemajuan iptek. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan. Dari segala dampak terburuk dari perkembangan iptek adalah dampak terhadap perilaku dari manusia penciptanya. Iptek telah membuat sang penciptanya dihinggapi sikap over confidence dan superioritas tidak saja terhadap alam lingkungan melainkan pula terhadap sesamanya. Eksploitasi terhadap alam dan dominasi pihak yang kuat (negara Barat) terhadap pihak yang lemah (negara dunia ketiga) merupakan ciri yang melekat sejak lahirnya revolusi industri. III. Pertumbuhan dan Perkembangan Demografi Terhadap Adab dan Peradaban Manusia Johan Sussmilch (1762): 8220Demografi mempelajari hukum Tuhan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan pada umat manusia yang terlihat pada kelahiran, kematian, dan pertumbuhannya.8221 Achille Guillard (1855): 8220Demografi sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu dari keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur yaitu meliputi perubahan secara umum, fisik, peradaban, intelektualitas, dan kondisi moral.8221 David V. Glass (1953): 8220Demografi terbatas pada studi penduduk sebagai akibat pengaruh dari proses demografi, yaitu: fertilitas, mortalitas, dan migrasi.8221 UN (1958) IUSSP (1982): 8220Demografi adalah studi ilmiah mengenai masalah penduduk yang berkaitan dengan jumlah, struktur, serta pertumbuhannya. Masalah demografi lebih ditekankan pada segi kuantitatif dari berbagaifaktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi.8221 Donald J. Bogue (1973): 8220Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang perubahan masa melalui bekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.8221 Bapak demografi: John Graunt menganalisis data kelahiran dan kematian yang diperoleh dari catatan kematian (bills of mortality) yang setiap minggu diterbitkan oleh petugas gereja-gereja. John Graunt mencetuskan hukum-hukum tentang pertumbuhan penduduk. Demografi (Kependudukan) adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu. Problematik demiografi dalam meningkatkan kesejahteraan sudah berada di wilayah terapan ilmu demografi. Pertanyaan mendasarnya adalah upaya mencari keseimbangan struktur penduduk di wilayah tertentu pada periode tertentu dan kesejahteraan optimal yang dapat dicapai. Contoh kasus, pemerintah RRC melarang pasangan suami isteri memiliki lebih dari satu anak sejak akhir 1970-an (1978 atau 1979). Alasannya untuk mengurangi angka pertumbuhan penduduk sehingga beban sosial ekonomi berkurang. Implikasi kebijakan ini sangat banyak, antara lain budaya Cina yang menginginkan anak laki-laki tidak jarang memicu aborsi ketika bayi dalam kandungan diketahui berkelamin perempuan. Cina berhasil mencegah kelahiran 400 juta bayi selama 1978-2008, 30 tahun. Namun, bersamaan dengan peningkatan keseejahteraan Cina, akan sering terjadi beban sepasang suami-isteri adalah empat orang tua yang panjang umur dan satu anak hasil perkawinan. Kasus Indonesia, sejak reformasi 1998, intensitas program Keluarga Berencana tampak menurun. (Coba perhatikan semakin banyak pasangan suami-isteri di sekeliling kita memiliki lebih dari dua anak antara 1998-2008). Belakangan Kepala BKKBN mengingatkan akan terjadi ledakan jumlah penduduk dan segala implikasinya di Indonesia jika program KB ditinggalkan. Kampanye KB pun dimulai lagi, namun belum seintensif di masa Presiden Soeharto. Sejak tumbangnya Orde Baru, perkembangan masyarakat di Indonesia ditandai oleh perbedaan pendapat yang akhir-akhir ini menjurus kepada ketidakserasian bangsa. Dampak dari rasa muak terhadap friksi yang tidak berkesudahan, mulai muncul di kalangan awam kerinduan atas keadaan masa lalu yang dianggap relatif stabil, aman, dan mudah mencari makan. Konflik yang berkepanjangan tidak perlu terjadi apabila kekuatan politik yang ada memahami keadaan dan perkembangan struktur demografi Indonesia. Secara demografis, konflik di Indonesia sebenarnya dapat dijelaskan dari sisi perbedaan antargenerasi (inter-generational gap). Struktur penduduk sebenarnya menggambarkan pengalaman anggota masyarakat di mana setiap orang yang ada di dalamnya telah melalui siklus kehidupan, dari sejak lahir, bayi, anak, akil balik, dewasa, tua dan akhirnya mati. Perjalanan kehidupan setiap orang dengan latar belakang yang mempengaruhi tata kehidupannya ini akan membentuk sikap, pandangan dan perilaku. Dinamika penduduk akan melahirkan push and pull theory . yaitu Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan mengurangi. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun selalu bertambah. Perubahan jumlah penduduk ini disebut sebaagi pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk adalah bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah atau negara dalam kurun waktu tertentu. Tingkat pertumbuhan penduduk di negara kita masih termasuk tinggi. Idealnya, struktur penduduk membentuk urutan generasi yang teratur. Kenyataannya, keberhasilan usaha menurunkan kelahiran dan kematian selama ini telah membentuk struktur penduduk Indonesia di mana generasi yang dilahirkan tahun-tahun 1980-an dan 1990-an jatuh berhimpitan di antara generasi-generasi yang dilahirkan di tahun-tahun sebelumnya. Akibat dari perkembangan status ekonomi dan teknologi kesehatan yang lebih baik menyebabkan generasi kelompok lanjut usia (generasi 1920-30) masih signifikan dalam struktur penduduk Indonesia. Keberadaan mereka dalam masyarakat mulai mendorong permintaan pada sarana dan pelayanan geriatri. Mereka adalah kelompok yang mampu melalui Perang Dunia II dan depresi ekonomi di tahun 30-an dan perlu diperhitungkan keberadaan mereka. Latar belakang kehidupan mereka membentuk kepribadian konservatif, dan hemat. Oleh karena mereka merasa ikut menanamkan dasar kebangsaan di masa remaja, mereka mengharapkan generasi selanjutnya menjadi kuat, loyal, hemat, dan mempertahankan kekerabatan dalam arti luas. Penolakan terhadap pandangan generasi ini dianggap sebagai penolakan dari generasi muda dalam melestarikan tata nilai moral. Generasi ini dilatarbelakangi oleh kehidupan yang serba kurang akibat lemahnya ekonomi Indonesia. Latar belakang keras dengan suasana perang kemerdekaan dan pemberontakan membentuk sikap dan kepribadian yang hampir sama dengan generasi sebelumnya yaitu sederhana dan kerja keras. Mereka mendambakan kehidupan yang aman, nyaman dan damai. Kecenderungan dari elite generasi ini adalah pekerja keras untuk menghadapi persaingan akibat dari mobilitas sosial yang dibuka untuk semua warga. Memasuki usia tua, mereka cenderung membentuk kepribadian yang konservatif. Generasi dewasa muda mengalami masa pertumbuhan di saat kondisi perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang tumbuh cepat. Pengaruh dari keadaan yang penuh dengan kemudahan menyebabkan terbentuknya kepribadian kurang peka dengan lingkungan mereka. Secara umum, tata nilai generasi ini bermuara pada diri mereka sendiri sebagai pusat keberhasilan. Ambisius. Mereka yang kurang peka dengan pentingnya keluarga besar ( extended family ). Mereka tidak bersedia kehilangan kenyamanan yang mereka peroleh pada waktu mereka tumbuh dalam keluarga. Sukses ditandai oleh gaya hidup kosmopolitan. Elite dari generasi ini menghasilkan sub-kultur yuppies dengan pola pengeluaran boros. Krisis yang berkepanjangan dapat menumbuhkan perasaan pahit terhadap mereka yang menyebabkannya kesejahteraan mereka terganggu. Jumlah mereka secara absolut sangat besar dan dapat membentuk kekuatan politik yang perlu dipertimbangkan. Ketidakpekaan pada kepentingan mereka dapat mengganggu efektivitas kerja pemimpin di masa mendatang. Anggota yang paling muda dalam masyarakat Indonesia tidak membentuk kesamaan pandangan. Generasi 1980 tumbuh dalam masa yang terbaik dalam kemakmuran ekonomi. Pengaruh dari orang tua mereka pada pekerjaan yang semakin kompetitif mendorong permintaan pada sarana pendidikan yang lebih baik agar mampu bersaing di dalam dan luar negeri. Sebagai anak muda, mereka penuh dengan idealisme dan aktif. Seperti yang lainnya, mereka adalah kelompok yang dapat dikatakan radikal daripada generasi yang di atasnya. Namun, dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan, hal ini dapat mengubah kepribadian yang liberal menjadi ultra-konservatif di saat mereka memasuki ke usia lanjut usia. Bab III PENUTUP Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyatakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tidak bisa menipu diri sendiri kenyataan bahwa teknologi mendatangkan efek negatif bagi manusia. Agar bisa mengatasi permasalahan dari efek negatif dari peradaban kemajuan teknologi bagi manusia sebaiknya sebagai manusia mempunyai Intelgensi dan Qalbu, agar bisa medapatkan hal teserbut harus banyak generasi bangsa belajar dan berpendidikan untuk terus menggali ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi tanpa menghilangkan jati diri Indonesia melalui pelestarian nilai-nilai dan moral bangsa Indonesia agar bisa Indonesia yang maju melestarikan warisan budaya dan bangsa dan di pihak lain membangun kebudayaan nasional yang modern. Alisyahbana, Iskandar. 1980. Teknologi dan Perkembangan . Jakarta: Yayasan Idayu. Anglin, Gary J. 1991. Instructional Technology: Past, Present and Future . Englewood: Libraries Unlimited. Mirabito, M. A.M amp Morgenstern, B. L, New Communication Technology: Applications, Policy, and Impact, Fifth Edition, UK: Local Press, 2004. hlmn. 231-246. Straubhaar, Joseph amp La Rose, Robert. Media Now: Communications Media in the Information Age. Wadsworth, 2004. Chapter 13. Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek . Bandung: Remaja Rosda Karya. Sutjipto. 2005. Kurikulum Pendidikan Teknologi suatu Kebutuhan yang Tidak Pernah Terlambat . Jakarta: Kompas.

Comments